SIAPA bilang film kartun aman bagi anak-anak?
Tengok saja Tom & Jerry. Film kartun yang menceritakan persaingan kucing dan tikus ini sarat akan adegan kekerasan.
Tom memukul Jerry dengan palu besar atau Jerry membalas dendam dengan membakar buntut Tom.
Begitu juga dengan Spongebob Squarepants. Adegan organ tubuh terpotong atau pukul-pukulan rasanya terlalu berbahaya jika disaksikan oleh si kecil.
Walau ditayangkan dalam film kartun yang fiktif, efeknya mampu berpengaruh pada mental dan psikis si kecil.
1. Menegur
Saat anak melihat adegan kekerasan di televisi, hal pertama yang perlu Anda lakukan ialah menegur dan menjelaskan bahwa apa yang disaksikannya merupakan perilaku buruk dan bukan hal yang patut ditiru. Jika Anda lalai memberi tahu anak, anak akan menganggapnya sebagai hal yang normal.
2. Hanya akting
Jelaskan pada buah hati bahwa apa yang disaksikannya hanyalah bagian dari akting dan hanya dibuat-buat. Jika ditiru, maka dapat menyebabkan hal-hal buruk, seperti luka-luka atau menyakiti orang lain. Jika adegan kekerasan yang disaksikannya terdapat pada film kartun, jelaskan bahwa tokoh film yang disaksikannya hanya fiktif belaka.
3. Behind the scene
Untuk menunjukkan seperti apa sebuah film dibuat, tunjukkan video behind the scene dari film yang disaksikannya. Hal ini bertujuan agar si kecil mengerti bahwa adegan yang dilihatnya dibuat dengan trik-trik khusus supaya para pemainnya tetap aman dan tidak mengalami luka-luka.
4. Jelaskan dampaknya
Beri tahu pada anak apa dampaknya jika dia meniru adegan kekerasan di televisi. Jelaskan bahwa memukul bisa membuat orang lain sakit dan terluka, menembak dengan senapan bisa menghilangkan nyawa, dan sebagainya.
5. Ajarkan kebaikan
Agar anak tidak tenggelam dalam hal-hal berbau kekerasan, selalu ajarkan kebaikan kepada anak. Ajarkan bahwa berbuat baik dan menegur lewat kata-kata jauh lebih baik daripada menggunakan kekerasan fisik. Anak juga perlu tahu bahwa menyakiti makhluk hidup itu tidak baik dilakukan.