Semua Tentang Kenikmatan Cokelat


 Cokelat lebih enak dimakan ketimbang dipelajari. Mungkin begitu kata sebagain pecinta makanan kecil ini. Namun, tidak ada salahnya juga mengetahui tentang cokelat.

Rumah cokelat pertama berada di London, Inggris tahun 1657. Cokelat pun dikonsumsi hanya sebagai minuman, saat itu.

Barulah pada tahun 1847 ditemukan cokelat dalam bentuk padat. Telah dikonsumsi selama 2500 tahun, sebagian besar cokelat yang kita makan memiliki akar di Afrika, yang menghasilkan sekitar 1,4 juta ton biji kakao per tahun.




Negeri kita sendiri pun menjadi daerah penghasil biji cokelat terbaik di dunia. Bangsa Belanda-lah yang memperkenalkan pohon kakao ke Indonesia, yang kemudian ditanam di Sulawesi.


Masyarakat kita pun begitu menggemari kudapan ini. Berbagai hal yang manis tampaknya begitu lekat dengannya. Everywhere is full of chocolate.

Menurut Indra Bayu, Associate Chocolate Chef dari Chocolate Boutique Hotel Mulia Jakarta, bahan ini mampu dipadukan dengan berbagai bahan lain.


"Tidak hanya untuk diminum dan dimakan langsung dalam bentuk batangan, kreasi panganan dari cokelat telah marak berupa pralines, cokelat yang berbentuk kecil dan biasanya memiliki aneka isi.


"Ia pun selalu diandalkan untuk mengisi setiap sajian kuliner, yakni untuk olesan pada roti dan kue yang bernama chocolate spread bahkan pada minuman beralkohol seperti Chocolate Martini yang biasa kita temui."



Thierry Detournay, Chocolatier Cokelat Monggo menambahkan, "Tingginya zat antioksidan dan kadar hormon penenang, endorfin, membuat cokelat kini tak hanya sebagai panganan, tetapi juga telah merambah ke dunia kesehatan dan kecantikan, terutama untuk kesehatan kulit."


Berbicara tentang cokelat yang populer sekarang, masyarakat kian condong mengonsumsi dark chocolate. "Yang digemari adalah healthy chocolate," kata Detournay, asal Belgia.


"Dan memang dark chocolate-lah yang paling baik dan sehat, karena memiliki kadar gula yang tidak tinggi dan sedikit minyak atau lemak nabati."


Sementara itu, Indra menambahkan, "Cokelat yang sehat mengandung kadar kokoa sekitar 50-70 persen. Jika cokelat ini dikonsumsi sebanyak 6-40 gram per hari, zat flavonoid yang terkandung di dalamnya justru mencegah penyakit darah tinggi dan menurunkan kolesterol." (Sumber: Majalah Esquirer, Februari 2012)