Biasakan Berlaku Sehat untuk Miss V

 Kenali 6 Penyebab Vagina Kering 

Tak sedikit perempuan yang mengabaikan kesehatan organ kewanitaannya. Mencegah perilaku yang tidak sehat pada vagina sangat penting untuk terhindar dari infeksi kuman penyakit. Dr Ryan Thamrin mengatakan saat menstruasi, perempuan harus lebih detail dan sangat hygiene memperlakukan daerah intimnya.
Diantaranya jadwal mengganti pembalut dan underwear. "Idealnya saat menstruasi,perempuan harus mengganti pembalut setiap 2-4 jam agar sirkulasi oksigen di organ tersebut tetap terjaga dan tidak ada infeksi jamur,"dr. Ryan menjelaskan.
Begitu pula saat buang air kecil atau air besar. Sangat ditekankan oleh dr.Ryan agar membilas organ penting tersebut dengan air bersih. Cara membilasnya juga harus hati-hati. Penting pula untuk membersihkan vagina dengan sabun mandi.
"Hal-hal tersebut jika tidak dilakukan dapat menimbulkan gejala infeksi vagina. Seperti rasa gatal, perih, panas/terbakar dan bintik-bintik merah seperti jerawat,"dr.Ryan menambahkan


  
Kenali 6 Penyebab Vagina Kering
 
 Hampir semua wanita akan mengalami suatu masa dimana vagina akan terasa kering, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan atau nyeri saat berhubungan seks.

Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter jika hal ini mulai mengganggu dan mengkhawatirkan, apalagi jika kekeringan pada vagina disertai rasa terbakar, gatal, sakit, atau tetap kering meski sudah diberi pelumas buatan. Banyak hal yang menyebabkan vagina kering. Berikut ini ada 6 penyebab vagina kering yang dilansir melalui healthyvaginas, Rabu (22/2).

Penurunan Kadar Estrogen

Salah satu penyebab paling umum dari keringnya miss V adalah penurunan kadar estrogen, terutama saat setelah melahirkan, selama perimenopause, menopause atau menyusui, yang dapat menyebabkan penipisan dan pengeringan dinding vagina.

Pengobatan Kanker

Pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan radiasi juga dapat menyebabkan penurunan lubrikasi vagina. Meskipun, kondisi Anda sangat membutuhkan pengobatan ini, Anda bisa menghindari kekeringan pada miss V dengan menggunakan krim pelembab yang berbahan dasar air maupun gel peremajaan vagina. Selain itu, tindakan operasi yang berkaitan reproduksi wanita, seperti operasi pengangkatan rahim, juga akan menyebabkan turunnya produksi lendir lubrikasi.

Penggunaan Obat

Obat antidepresan, asma, alergi dan obat lainnya yang dijual bebas atau yang mengandung antihistamin akan menyebabkan pembuluh darah sistemik, pada gilirannya juga akan menurunkan produksi cairan lubrikasi vagina. Selain itu, penggunaan cairan pembersih vagina juga dapat menganggu keseimbangan di dalam vagina dan menimbulkan peradangan (vaginitis), sehingga vagina terasa kering atau teriritasi.

Alergi

Banyak wanita yang mengalami alergi terhadap bahan kimia dalam deterjen, sabun, produk kebersihan dan parfum yang mempengaruhi kulit mereka. Ternyata, iritasi yang disebabkan oleh pakaian atau handuk juga dapat mempengaruhi vagina Anda. Selain itu, kondom dan pembalut yang memiliki aroma juga harus dihindari karena mengganggu keseimbangan pH alami vagina.

Stres

Faktor psikologis dan emosional, seperti stres dan mudah cemas, ternyata juga mendatangkan malapetaka pada hasrat seksual dengan menyebabkan kekeringan pada vagina. Saat wanita sedang stres, maka aliran darah tidak mengalir dengan baik yang mengakibatkan terjadinya vagina kering.

 Membersihkan Miss V Cara Awal Hindarkan Kanker Serviks

Mengatasi bau tak sedap pada vagina

 Vagina bau merupakan suatu gangguan yang kerap terjadi pada perempuan. Banyak wanita yang bertanya-tanya mengenai mengapa area kewanitaannya ini sering menimbulkan bau yang tak sedap.

Menurut Dr Lauren Streicher, asisten profesor klinis kebidanan dan ginekologi di sekolah kedokteran Northwestern University, vagina bau umumnya disebabkan oleh pH feminim yang tidak seimbang. Menstruasi, hubungan seksual, douching (membersihkan vagina salah) dan penggunaan sabun dapat menyebabkan ketidakseimbangan ini.

Dr Sharon R. Thompson dari Central Phoenix Obstetrics and Gynecology menjelaskan beberapa item yang dapat menyebabkan gangguan dalam keseimbangan vagina, seperti detergen cuci baju, sabun, panty liner, beberapa jenis pakaian dan kondom lateks.

"Wanita yang sering mengalami vagina bau harus bisa menilai lingkungannya yang berpotensi menyebabkan iritasi dan membuat perubahan untuk menghilangkannya," jelas Dr Thompson, dilansir melalui Sheknows (27/4).

Untuk menghilangkan bau tak sedap pada vagina, Anda sebaiknya selalu mandi teratur, mengganti pakaian dalam yang basah atau terkena keringat dan menghindari penggunaan berulang pakaian ketat.

"Banyak produk yang dipasarkan khusus untuk daerah kelamin perempuan, yang terkadang dapat mengganggu keseimbangan pH normal, menyebabkan iritasi dan infeksi," tambah Dr O'Connor.

Penggunaan sabun wangi juga berpotensi membuat masalah vagina bau menjadi lebih parah dalam jangka panjang. Menurut Dr O'Connor, sabun wangi dan gel yang mengandung parfum dan bahan lain dapat mengiritasi jaringan halus di daerah kelamin.

Anda juga perlu tahu kapan bau di daerah kewanitaan Anda sudah melewati batas, dan dapat menjadi sesuatu yang berbahaya. Dr O'Connor menyarankan Anda untuk melihat timbulnya ruam, iritasi atau rasa gatal dan perubahan pada bau vagina Anda. Jika Anda melihat salah satu gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera temui dokter.


Menguak Mitos-mitos Tentang Keputihan

"Perempuan jangan banyak-banyak makan nanas atau timun, nanti keputihan." Benarkah anggapan tersebut?

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, dr. Yusrawati, SpOG (K) secara tegas menepis mitos itu. Dia memastikan tidak ada buah-buahan yang menimbulkan keputihan. Semua buah berfungsi menjaga kesehatan tubuh, termasuk kesehatan organ intim wanita, jantung, kulit, dan lainnya.

Bahkan katanya, buah-buahan termasuk nanas maupun pisang ambon, justru perlu dikonsumsi agar tubuh tahan terhadap jamur atau keputihan. “Justru kurang makan buah-buahan malah bisa menimbulkan keputihan,” kata dokter spesialis obstetri & ginekologi ini, “karena daya tahan tubuh menurun dan ketika itu jamur mudah tumbuh.”

Untuk itu, dr. Yusrawati menganjurkan agar tetap mengonsumsi buah-buahan dan sayur tersebut. Idealnya, jenis buah dan sayur yang dikonsumsi bervariasi dengan jumlah cukup. Kendati demikian, mengingat buah nanas bersifat asam dia mengingatkan agar memperhatikan lambung sebelum megonsumsinya. Jangan-jangan malah maagnya kumat.

“Tetapi tidak ada hubungan makan nanas dengan keputihan,” tegas dokter yang berlatar belakang pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Universitas Indonesia.

Lalu bagaimana terjadinya keputihan itu?

Yusrawati kembali mengingatkan, pemicu keputihan adalah daya tahan tubuh yang lemah. Keputihan juga bisa terjadi karena vagina atau organ intim lembap.

Daya tahan tubuh akan rendah jika kurang mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan. Nah, zat antioksidan itu sangat banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur-sayuran. “Oleh sebab itu makan buah sangat penting,” jelas dr. Yusrawati.

Sebenarnya, lanjut dia, keputihan adalah hal biasa dialami wanita. Hanya perlu diketahui, apakah masih dalam katagori normal atau tidak? Keputihan dalam jumlah banyak masih bisa disebut normal, jika datang sebelum atau sesudah haid, atau pada saat hormonnya meningkat.

“Ciri keputihan normal adalah: tidak berwarna seperti putih telur mentah, tidak berbau, serta tidak ada rasa gatal,” jelasnya.

Keputihan tidak normal bisa dilihat dari warnanya yang berubah kekuningan atau kehijauan, lendirnya menjadi lebih kental, bergelembung-gelembung, berbau, dan gatal. Jika keputihan tidak lagi normal, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter, karena jika dibiarkan bisa berlanjut ke penyakit yang lebih serius.

Keputihan tidak normal, ungkap Yusrawati, berarti telah terjadi infeksi di dalam vagina yang akan mengubah pH (derajat keasaman) vagina menjadi basa. Di dalam vagina atau organ intim ada yang namanya flora normal. Apabila ada yang tidak normal, maka asam vagina berubah. Flora-flora yang tidak normal akan tumbuh, sehingga menjadi infeksi.

Infeksi ini, katanya, tidak hanya ada di vagina, tapi bisa masuk hingga ke mulut rahim, saluran telur, serta akan menimbulkan bercak-bercak yang berpotensi menimbulkan infeksi di saluran rahim. Kondisi tersebut mempengaruhi organ reproduksi.

“Jadi bagi yang belum punya keturunan, bisa saja sulit mendapatkan keturunan akibat infeksi di organ reproduksi,” tuturnya.

Infeksi yang dibiarkan juga bisa memicu kanker rahim. Perubahan pH vagina membuat virus berpotensi masuk. Jika virus yang masuk katagori Human Papilloma Virus (HPV), akan memicu terjadinya kanker.

Untuk itu, wanita disarankan untuk menjaga kondisi vagina. Berikut rekomendasi dr. Yusrawati  agar vagina tetap bersih dan sehat:

- Menempuh gaya hidup sehat.

- Vagina harus dijaga agar tetap kering, jangan sampai lembap.

- Sering berganti pakaian dalam, apalagi jika celana dalam dalam kondisi basah.

- Jangan mengenakan pakaian dalam berbahan nilon atau bahan yang membuat vagina lembap.

- Hindari mengenakan celana terlalu ketat, menempel seperti legging, karena udara tidak bisa masuk dan organ kewanitaan tidak bisa bernapas.

- Hindari penggunaan pantyliner berpewangi. Parfum yang terkandung di dalamnya bisa membunuh flora-flora normal di vagina, kemudian berganti menjadi flora tidak normal.

- Hindari penggunaan sabun pencuci vagina yang mengandung antiseptik. Antiseptik itu artinya membunuh segala bentuk kuman, termasuk kuman normal yang ada di vagina. Padahal flora normal dibutuhkan untuk menjaga pH vagina, dan flora normal ini bisa mati semua karena antiseptik. Cara paling aman membersihkan vagina: gunakan air bersih.